BUDAYA KHAS DESA PEDASONG

Kuda Lumping adalah salah satu kesenian tradisional Jawa yang menggambarkan
sekelompok prajurit penunggang kuda. Kuda yang di gunakan dalam tarian ini
bukanlah kuda sungguhan, namun kuda yang terbuat dari bambu yang di anyam dan
dibentuk dan dihias menyerupai kuda. Tarian ini sangat populer di masyarakat Jawa,
khususnya Jawa tengah dan sekitarnya.
Selain Kuda Lumping, tarian ini juga sering di sebut “Jaran kepang” karena bentuk dari kuda
yang di hiasi dengan rambut tiruan terbuat dari tali plastic dan di hias dengan
cara di kepang. Selain menyuguhkan gerak tari, tarian ini juga terdapat unsur
magis karena setiap pertunjukannya ada beberapa penari yang kesurupan dan
beberapa ritual yang di lakukan dalam tarian ini. Selain itu ada beberapa
atraksi berbahaya yang di pertontonkan seperti memakan beling, menyayat diri, berjalan di atas pecahan kaca dan beberapa
atraksi berbahaya lainnya. Tarian ini merupakan pengembangan dari kesenian “Jatilan”. Walaupun masih terdapat
beberapa unsur seperti kesurupan dan atraksi berbahaya, namun pada Kuda Lumping
ini lebih mengutamakan gerakan tari yang menggambarkan jiwa kepahlawanan para
prajurit berkuda dalam peperangan.
![]() |
| Gambar : Adegan Kuda Lumping di Medan Perang |
Dalam pertunjukannya, Penari Kuda Lumping biasanya terbagi
menjadi 3 bagian. Pada bagian pertama
biasanya dilakukan oleh beberapa penari wanita, dengan menunggangi kuda mereka
menari dengan gerakan yang lembut dan dinamis. Kemudian pada bagian kedua, biasanya dimainkan oleh beberapa
penari pria. Pada bagian ini para penari menari dengan gerakan yang
menggambarkan keberanian para prajurit penunggang kuda di medan pertempuran.
Dan yang terakhir adalah bagian yang dimainkan oleh beberapa pria yang
menunggangi kuda. Sambil memainkan pecut,
mereka menari mengikuti iringan musik. Pada bagian ini beberapa penari
mengalami kesurupan dan dengan keadaan tidak sadar mereka melakukan beberapa
atraksi berbahaya seperti memakan beling, menyayat diri, berjalan di atas
pecahan kaca dan beberapa atraksi berbahaya lainnya. Dalam menyuguhkan
pertunjukan Kuda Lumping ini setiap grup atau daerah memiliki kreasi tersendiri
dalam menampilkannya, namun tetap tidak meninggalkan keaslian dalam kesenian
tersebut.
Dalam pertunjukan Kuda Lumping ini biasanya dikawal oleh
beberapa pawang atau dukun untuk mengantisipasi hal – hal
yang tidak di inginkan. Sebelum pertunjukan dimulai biasanya ada beberapa
ritual yang dilakukan oleh para dukun yaitu memberikan sesaji dan membacakan
doa agar di jauhkan dari mara bahaya. Selain melakukan ritual, dukun juga
ditugaskan untuk mengawal para penari yang kesurupan saat melakukan atraksi agar tidak terjadi hal – hal yang tidak di
inginkan dan menyembuhkan para penari dari keadaan kesurupan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar